-MaSiH aDa WaKtU_

-MaSiH aDa WaKtU_

Wednesday, December 15, 2010

-MaSiH aDa WaKtU_




Assalamualaikum W.B.T  Ikhwah walAkhawat,dan pembaca sekalian,

Fokus blog ini, pada mereka yang sudah beramal, dan memilih Tarbiyyahlah cara amalnya, Maafkan saya jika anda kurang selesa, saya kena telus dan terus terang pada Al-Haq, Blog ini bukan untuk si manja, atau mereka yang beralasan, tapi buat mereka yang berjiwa besar dan mengejar sorga di hadapan!


~~~~~~~~~~~~~~~~~[MaSiH aDa WaKtU]~~~~~~~~~~~~~~~




Fikiran, merancang dengan umur yang masih ada hari ni, Dengan masa yang tidak pernah berhenti bahkan semakin suntuk, walaupun kita tengah tidur, memandu kenderaan, menelaah pelajaran sekalipun, membaca/ menulis, melayari Internet, me'Reply' mesej FB berminit - minit.

Masa tetap berjalan sehingga cukup 24 jam sehari, dan meneruskan lagi perjalanan nya, pasti ada kalanya kita bermonolog:

wah!! Laju masa berlalu, 
(apa yang kalian lakukan, adakah kerap dihadapan komputer),

Arr! banyak lagi kerja belum beres

 (adakah kita menyusun keutamaan)..

Warr!! bosannya,tak tahu nak buat apa, bila nak bermula cuti!

(Jika ini anda menuturkan, anda sedang mencelakakan diri, kerana anda berkata, suatu yang tidak waras, sedangkan ummat semakin parah)

 . . . . . . . . .

Nabi Muhammad saw pernah mengingatkan kita tentang usia.

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda,
"Umur umatku antara 60-70 tahun,"
(HR Tirmidzi)

Rata-rata usia umat Rasulullah saw ini jika diukur dengan usia umat terdahulu pasti mempunyai perbezaan yang sangat jauh. Bukankah dakwah Nabi Nuh sahaja selama 950 tahun?

Mengenangkan akan pendeknya usia kita, maka pendek pula waktu yang kita ada untuk berbuat sesuatu dan mengukir prestasi di dunia ini. Peringatan ini disampaikan agar kita lebih berhati-hati dengan waktu yang berlalu tanpa apa-apa hasil karya atau sumbangan kerana tugas kita sebagai muslim sangatlah besar iaitu mengurus bumi ini.

Ertinya, kita dituntut untuk menjadi gemilang dalam usia pemuda dan tidak membuang waktu dengan percuma. Dari sini kita semakin memahami hikmah besar dari ayat-ayat yang memerintahkan kita untuk memperhatikan waktu dengan sumpah-sumpah Allah.


1. Demi masa
2. Demi waktu dhuha
3. Demi malam yang menyelimuti
4. Demi siang yang menampakkan diri


Kita pun semakin mengerti di antara tanda-tanda orang yang benar-benar beriman
ialah ia tidak menyia-nyiakan waktu dalam hidupnya.

Mari kita perhatikan ayat berikut :

"Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna."

(QS Al-Mukminun : 3)


Pernahkan kalian pernah berada pada keadaan masa yang kalian merasakan bosan? Tak tahu nak buat apa?

Ingatlah,
Orang-orang jahil, kebanyakan waktu hidupnya adalah dalam kesia-siaan. Tidak mungkin `ibadurrahman berkumpul dengan orang-orang yang hanya membuang percuma waktu hidupnya. 




perintis blog bagi ku..



Sistem pendidikan formal hari demi hari terus memerangkap tujuan hidup kita,  kita yang mengikuti laluan pendidikan formal dari awal hingga akhir memerlukan waktu 15-16 tahun (SR 6 tahun, SM 5 tahun, Universiti 4-5 tahun).


Nah, muhasabah masa anda yang sudah lepas, sedangkan berapa banyak persediaan bekalan kita kelak!

Jika kita masuk Sekolah Rendah dalam usia 7 tahun, ertinya kita baru keluar dari ruangan kelas dalam umur 23 tahun.

Kebiasaannya, setelah itu baru berfikir untuk berkarya dalam dunia nyata, ada yang berhasil namun tidak sedikit pula yang tidak tahu apa yang mesti dilakukan. Ini belum dikira jika dia memulai sekolah sejak tadika atau masih ditambah dengan sarjana dan Phd selepas ijazah pertama. Begitu panjang masa yang diambil.

MENATAP DALAM-DALAM CERMIN GENERASI AWAL

Begitulah keadaan kita hari ini dan kita ada di dalamnya mengikuti arus dan laluannya tanpa `protes' sedikit pun atau tanpa ada langkah nyata yang kita lakukan untuk mengubah status quo yang ada.

Sejarah Islam akhir zaman yang di mulai dari Nabi Muhammad saw dan generasi sahabat telah membuktikan perkara ini, "Usia singkat dengan segunung prestasi".

Jika dibuat perkiraan, beginilah urutan perjalanan usia di masa itu :

8 – 10 tahun : 
Hafal Al-Qur'an 30 juz

Belasan tahun : 
Hafal kitab hadits, belajar fiqh, bahasa dan ilmu-ilmu lainnya

20 an tahun : 
Menjadi orang besar dalam masyarakatnya dengan prestasi yang gemilang


Apa anda ingat ini teori saya?

Inilah sistem yang pernah dibuat oleh umat Islam selama memakmurkan bumi ini dengan prestasi-prestasi yang sesungguhnya hasil karya mereka lebih hebat dari karya para ilmuwan barat hari ini.



~~~~~~~~~~~(Tokoh para Hafiz Al-Quran)~~~~~~~~~~~~


Berikut adalah sebahagian data para penghafal Al-Qur'an di usia yang muda :



Amatilah setiap nama di atas nescaya kita akan menemui sebuah fakta yang
istimewa bahwa ternyata menghafal Al-Qur'an 30 juz di usia muda itu sudah merupakan satu sistem yang pernah islam lakukan satu masa dahulu.




Begitu juga ternyata bahwa para penghafal Al-Qur'an menghafal Al-Qu'ran bukan
untuk menjadi ahli agama.

1. Lihatlah Ibnu Sina seorang doktor hebat yang bukunya masih menjadi rujukan di Eropah hingga abad ke 18 Masehi dan diterjemahkan ke beberapa bahasa dunia.

2. Lihatlah Ibnu Khaldun, seorang ahli sosiologi dan ekonomi muslim yang
teori-teorinya masih hidup hingga ke hari ini.

3. Lihatlah Umar bin Abdul Aziz, seorang pemimpin tertinggi yang fantastik,
hanya dalam 29 bulan mampu membangunkan masyarakat yang adil dan sejahtera.

Ini hanyalah sebahagian dari sistem yang mesti dibangunkan kembali hari ini.

Hari ni, siapa ikhwah akhwat kita yang menguasai Bahasa Arab dan Fikrah IM?

~~~~~~~~~~~~(wahai Remaja, Pemuda)~~~~~~~~~~~~~

Menghafal Al-Qur'an adalah tangga asas yang mesti dilalui oleh setiap generasi muslim, walau apapun keahlian mereka nantinya dan inilah sebahagian bukti
kehebatan sistem Islam melahirkan generasi hebat di usia muda dan belia, (belasan tahun):

11 tahun : 
Zaid bin Tsabit berhasil menguasai bahasa asing (Bahasa Yahudi) hanya dalam 17 hari


15 tahun :
- Abdullah bin Umar ikut dalam jihad pertamanya dalam Perang Uhud setelah
sebelumnya dalam Perang Badar ditolak kerana masih berusia 14 tahun.

-  Imam Syafi'i menjadi mufti.



16 tahun : 
-Zaid bin Tsabit ikut jihad pertama kali dalam Perang Khandak
setelah ditolak penyertaannya dalam Perang Badar kerana usianya baru 12 tahun



17 tahun :
-  Imam Bukhari mendalami hadits dari para gurunya.
-  Abu Hamid Al-Isfirayini menjadi mufti.



18 Tahun :
-  Usamah bin Zaid menjadi panglima perang melawan salah satu pasukan Romawi dan
menang

- Aisyah menjadi guru besar bagi masyarakat muslim sepeninggalan Rasulullah saw
yang berlangsung selama 47 tahun, setelah membuktikan dirinya menjadi pelajar
yang hebat pada usia 9-18 tahun.

-  Imam Bukhari mulai menulis



22 tahun :
-  Zaid bin Tsabit memimpin pasukan pengumpul mushaf Al-Qur'an di masa
kekhalifahan Abu Bakar.

- Sultan Muhammad Al-Fatih menjadi Sultan Turki Utsmani



23 tahun : 
-Umar bin Abdul Aziz menjadi gabenur Madinah



24 tahun :
- Fatimah meninggal dan telah melahirkan dan mendidik dua orang yang hebat
dalam sejarah Islam iaitu Hasan dan Husain.

- Sultan Muhammad Al-Fatih menakluki benteng lagenda, Konstantinopel.



~~~~~~~~~~~~~~~~  (Think!!) ~~~~~~~~~~~~~~

Inilah di antara produk rijal islam yang bermula dari sistem yang telah digagaskan di Mekah secara langsung oleh pendidik yang terbaik sepanjang sejarah iaitu Rasulullah saw.

Dengan paparan-paparan di atas, semoga akan timbul di pemikiran kita akan pertanyaan-pertanya an berikut :

1. Ke manakah kita dan generasi kita pada usia-usia tersebut?

2. Mengapa kita tidak belajar terus dari sistem yang telah dirintis oleh Rasulullah saw di Mekah?

3. Sistem apakah yang dipakai oleh Rasulullah saw sehingga mampu melahirkan
generasi Islam yang hebat di usia yang muda?


*kerana jawapan, akan balik kepada yang asas, iaitu kepada Agama, Tarbiyah, seronok akan muncul dalam setiap perbuatan kita apabila setiap tindak tanduk kita, dirasai sebagai ibadah (dibuat kerana Allah)

Harus anda ingat, Matlamat yang menetukan cara anda beramal!

Kita bertemu diakhirat dengan hujjah yang terbaik di hadapan Allah dengan amal – amal, moga blog ini sampingan pada amal Core saya dan anda juga!



Friday, November 26, 2010

The Awaken "War0di Allah hu anhu"

sebuah Nasyid dari Maher Zain,
Bedah lirik lagu ni , akan datang.... 


"Redho Allah terletak pada Makluknya"
"Redho Makhluk terletak pada Redho Allah"
" coming soon! "
AWAKEN

We were given so many prizes
We changed the desert into oasis
We built buildings of different lengths and sizes
And we felt so very satisfied
We bought and bought
We couldn't stop buying
We gave charity to the poor 'cause
We couldn't stand their crying
We thought we paid our dues
But in fact
To ourselves we're just lying
Oh...I'm walking with my head lowered in shame from my place
I'm walking with my head lowered from my race
Yes it's easy to blame everything on the west
When in fact all focus should be on ourselves
We were told what to buy and we'd bought
We went to London, Paris and
We made show we were seen in the most exlusive shops
Yes we felt so very satisfied
We felt our money gave us infinite power
We forgot to teach our children about history and honor
We didn't have any time to lose
When we were.. (were)
So busy feeling so satisfied
I'm walking with my head lowered in shame from my place
I'm walking with my head lowered from my race
Yes it's easy to blame everything on the west
When in fact all focus should be on ourselves
We became the visuals without a soul
despite the heat
Our homes felt so empty and cold
To fill the emptiness
We bought and bought
Maybe all the fancy cars
And bling will make us feel satisfied
My dear brother and sister
It's time to change inside
Open your eyes
Don't throw away what's right aside
Before the day comes
When there's nowhere to run and hide
Now ask yourself 'cause Allah's watching you
Is He satisfied?
Is Allah satisfied?
Is Allah satisfied?
Is Allah satisfied?
Oh..I'm walking with my head lowered in shame from my place
I'm walking with my head lowered from my race
Yes it's easy to blame everything on the west
When in fact all focus should be on ourselves
*Insya Allah, seusai habis minggu Exam, ana akan cuba kongsikan Isi dari rangkap demi rangkap lagu ni,

Friday, November 5, 2010

seruan Hafiz,part 2


Assalamualaikum, WBT, kepada yang baru membaca blog ini, pastikan baca dari post yang awal..., mudah - mudahan jalan ceritanya membawa manfaat kepada kita.

Sambungan part 2
                Bagaimana dengan Hafalan Al-Quran? Dah mula ?atau biar saya tanya kan,Bila nak mula?

       “Apabila diri tidak disibukkan dengan kebenaran, maka kebatilan akan menyibukkannya”

Sebelum ana meneruskan perbincangan topik sebelum ini, ana  ingin mengajukan beberapa soalan, “Apakah saudara/ri mengetahui betapa pentingnya kesungguhan di sisi Allah? Adakah kalian mengetahui bahawa kesungguhan seseorang mukmin merupakan kemuncak keilmuannya?”

Ada hadithnya :
“Barangsiapa berniat untuk mengerjakan sebuah kebaikan, tetapi dia belum dapat melaksanakannya, maka Allah mencatat sebagai suatu kebaikan yang sempurna di sisinya”
(Bukhari, Muslim, Ahmad)

Habatnya kesungguhan orang yang berusaha ini, ana bawakan satu hadith lagi, bagaimana sesuatu aset yang sedikit, tetapi kesungguhan dan kesanggupan terhadap pengorbananya yang tinggi, ianya lebih hebat daripada orang yang mempunya sesuatu aset  yang banyak.

Hadithnya :
Satu Dirham telah mengalahkan 100,000 dirham, mendengar hal tersebut, sahabat bertanya, Wahai Rasulullah, bagaiman boleh  1 Dirham mengalahkan 100,000 dirham? Baginda menjawab, Hal itu kerana ada seorang lelaki yang hanya memiliki 2 dirham, kemudian ia mengambil salah satunya untuk disedekahkan. Sedangkan lelaki yang lain memiliki banyak harta, kemudian ia hanay mengambil dari simpanannya(yang melimpah) itu sebanyak 100,000 dirham untuk disedekahkan”
(Diriwayatkan oleh an-Nasa’i., hadith Hassan dalam soheh)

Sebentar!!
pernahkah kita bertanya pada diri sendiri, “ Adakah saya termasuk orang yang memiliki kesungguhan tinggi?”.

Agar pena ini dapat membantu kita sama – sama untuk menjawab pertanyaan ini, saya akan memaparkan satu contoh kecekalan yang dimiliki oleh orang yang memiliki kesungguhan tinggi, yang diambil daripada sebuah buku, “Hafal Al-Quran dalam sebulan”.

Pengalaman Ukhti Ummu ‘Ashim :
      Allahu akbar!! saya Berjaya khatam menghafal Al-Quran  selama 20 hari, 20 malam, walau disibukkan dengan menguruskan hal keluarga, iaitu suami dan anak – anak. Ya Allah, curahkanlah selawat dan salam kepada Muhammad, keluarga, dan para sahabat seluruhnya.Saudara – saudari ku tercinta,.. berikut ini adalah kisah tentang pengalamanku dalam menghafal kitabullah Ta’ala. Semoga dengannya Allah menerangi jalan Kalian, atau meningkatkan kesungguhan Kalian. Kita memohon kepada Allah Ta’ala agar Dia menjadikan kita Ikhlas dan benar dalam beramal, amin.

                Alhamdulilah, Rabbku telah memudahkan ku untuk mengikuti Daurah(kursus) untuk meningkatkan kecerdasan otak. Bagiku, daurah(kursus) ini merupakan sebab meningkatnya kesungguhanku dan bertambah cepat hafalanku.

                Pada hari pertama mengikuti daurah, aku mampu menghafal 6 halaman per hari. Dan pada hari kedua, hafalanku bertambah menjadi 12 halaman per hari. Kemampuan penghafalan ku semakin bertambah cepat setiap harinya. Hingga pada hari - hari terakhir hafalanku, aku mampu menghafal 50 halaman per hari. Dan Alhamdulillah, aku mampu menghafal 72 halaman pada malam terakhir.

                Perlu diketahui, sesungguhnya aku memiliki tanggungjawab yang besar di rumah, iaitu mengurus suami, anak-anak dan urusan rumah. Tidak seorang pun yang membantu ku melainkan Allah Ta’ala, sedang suamiku sibuk mencari Nafkah keluarga dan Dakwah. Kerana pelbagai tanggungjawab itulah, aku hanya mampu beri’tikaf untuk menghafal Al-Quran, sehari  8 – 10 jam. Aku mengatur masa  dan memanfaatkannya dengan baik, agar aku dapat memberikan tumpuan terhadap hafalan ku. Sehingga aku tidak tidur malam hari kecuali hanya 2 jam, dan beristirehat selama setengah jam di siang hari. Bagi orang yang dimudahkan oleh Allah SWT. Dan tidur dengan niat istirehat, bukan untuk bermalas – malasan, pasti Allah membantunya. Disebabkan pada siang hari anak – anak ku mengurangkan kosenterasi ku pada hafalan Al-Quran, maka ketenangan malam dan setelah waktu fajar adalah waktu emas bagi ku untuk menghafal. Segala puji dan kurnia hanya milik Allah. 

Demi Allah...
ketahuilah wahai saudara – saudari ku, sesungguhnya Al-Quran itu mudah dibaca, dihafal, difahami, dan direnungi. Maka, apabila ada makhluk yang berusaha melemahkan semangat mu dari menghafal Al-Quran, jadilah kalian orang yang tuli! Dan katakanlah, “kepada Allah sahajalah aku memohon pertolongan atas apa yang kalian sifatkan.”, kemudian, bersyukurlah kepada Allah  setiap kali Kalian berjaya menghafal ayat Al-Quran, kerana Allah telah berfirman :
"Dan (ingatlah) ketika Tuhan kamu memberitahu: "Demi sesungguhnya! jika kamu bersyukur nescaya Aku akan tambahi nikmatKu kepada kamu, dan Demi sesungguhnya, jika kamu kufur ingkar Sesungguhnya azabKu amatlah keras".

                jIka niat mu Ikhals, maka ketahuilah bahawa Allah tidak akan mensia – siakan amal mu. Dia telah berfirman :
Wahai Nabi, Katakanlah kepada orang-orang tawanan Yang ada Dalam tangan kamu: "Jika Allah mengetahui ada kebaikan (iman) Dalam hati kamu, nescaya ia akan memberi kepada kamu (balasan) Yang lebih baik daripada (harta benda penebus diri) Yang telah diambil dari kamu, dan ia akan mengampunkan dosa kamu; kerana Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.



Dia memberikan nikmat besar yang tidak diberikan kepada semua makhluknya, iaitu nikmat akal!, di dalamnya terdapat tanda – tanda dan pelajaran yang dapat menghadirkan rasa kagum dan menunjukkan keagungan Penciptanya. Justeru aku pesan kepada kalian, “Barangsiapa diberi kenikmatan berupa waktu lapang oleh Allah, hendaklah ia tidak rela menghabiskannya, kecuali dengan menghafal Al-Quran secara sempurna bila dia telah memulakannya”. Sungguh, aku telah memperkirakan kemampuanku. Ini kerana  tanggungjawabku..  Aku tidak ingin bertemu Allah dalam keadaan yang sia – sia, maka aku terus menghabiskan hafalan, bila aku telah memulakannya.

Oleh sebab itu, bersegeralah wahai saudara/ri ku untuk menghafal Al-Quran dalam waktu singkat!, kuatkanlah tekadmu, tingkatkanlah kesungguhan mu, lipatgandakanlah kosentrasi mu, serta usirlah syaitan dan nafsu yang selalu menggoda mu!, kerana syurga adalah dunia dan akhirat mu, maka jangan kita bakhil terhadap diri sendiri!, Demi Allah, dengan begitu maka kita akan meraih kemanisan dan ketenangan yang tidak akan kita dapat  selain darinya.
Sudahkah kita mengetahui kemampuan akal kita yang menyahut cabaran ini?, Adakah kita masih belum juga menghafal Al-Quran? 

Analogi:

“Saudara/ri ku, Adakah kita mengetahui bahawa akal itu seperti Hard disk komputer? Tahukah kita bahawa cara kerja yang telah berjalan dari waktu ke waktu pada otak kita sama dengan cara kerja defragment pada hard disk computer? Dengannya, kita dapat menyusun kembali data – data pada Hard disk, sehingga kita mendapati ruang kosong pada perangkat komputer(Harddisk) itu untuk menambah simpanan data.

                Sungguh, akal Kita sedemikian,bahkan lebih hebat daripada Hard disk, setiap kali Kita mengatur data – data dalam otak kita , maka setiap kali itu pula kita dapat menambah data pada otak kita, menambah dan terus menambah kapasitinya. Dengan begitu, seakan – akan kita terus memperluas area data penyimpanan. Dan ketika saudara/ri menghafal Al-Quran dengan metode yang teratur, maka kalian dapat menambah ruang penyimpanan yang kalian miliki untuk memuat data lebih banyak dari sebelumnya. Sehingga, kalian dapat menghafal lebih dan lebih lagi.

Oleh kerana itu, sebagaimana telah kita lihat dari pengalaman para penghafal Al-Quran, sesungguhnya mereka memulai dengan beberapa halaman dalam sehari. Lalu semakin bertambah dan bertambah halaman yang mereka hafal setiap harinya. Sehingga mereka khatam Al-Quran dalam keadaan Hafiz.

                Bismillah, dengan Izin Allah kita boleh lakukannya…

                Aku memohon pada Mu Ya Rob.. Aku mengajak yang lain agar bersama – sama dalam menghafal Kitab Mu yakni Al-Quran, agar diri Aku sendiri terus termotivasi untuk terus gagah menghafalnya,…

Wallah hua’lam

Monday, October 18, 2010

Seruan Menyeru "HAFIZ"




Seruan yang menyeru…
Ana = Aku/ Saya/ Me/ I
*Sedikit kamus di atas, ana (dalam Bahasa Arab) membawa maksud yang sama “Saya /Aku/ Me/ I “

Insya Allah, pendekatan yang akan saya bawa dalam Blog ini, andai ada perkataa “ANA”, moga pembaca tidak kekok kerana itulah bahasa Al-Quran, Bahasa Rasul dan bahasa Syurga.

Jika di “Flashback” dari post awal blog ini,
Ana ada meletakkan pengakhiran cerpen sebelum ini dengan membawa Ruang dan Peluang kepada KITA, iaitu menjadi “Hafiz Al-Quran”(menghafal Al-Quran).

Para Hafiz iaitu orang yang menghafal al-quran dan yang beramal dengan ilmunya boleh memberi syafaat kepada 10 orang ahli keluarganya.Disebut dalam hadith daripada Anas r.a:
“Sesiapa yang membaca al-Quran dan menghafalnya, dia menghalalkan apa yang dihalalkan di dalam al-Quran dan mengharamkan apa yang diharamkan di dalam al-Quran, Allah akan memasukkan ke dalam syurga dan dia akan dapat memberi syafaat 10 orang ahli keluarganya yang semuanya adalah ahli neraka."

Kepada yang masih menuntut Ilmu(Pengajian), Di Universiti/ Kolej seperti yang ana lalui sekarang ini, bertuahnya KITA, jika meletakkan sasaran, “Ya Allah, Aku ada 4 tahun Pengajian di Universiti ini, moga-moga dengan harapan selain aku keluar dengan segulung Ijazah, aku juga tamat dengan gelaran “Hafiz”.

Tapi bagaimana…,

            Iye…, andai SAYA membayangkan begini, iaitu saya  baru bermula menghafal Al-Quran secara terancang apabila masuk Universiti, apabila Allah ketemukan Saya dengan Dalil dari hadith di atas dan juga dari sebuah Buku (Hafal Al-Quran dalam Sebulan), maka… Saya terus berazam, ingin memasuki Syurga seperti mana yang telah ditawarkan… tidak adil bagi saya berusaha seorang, tetapi… inilah usaha yang boleh saya ajak bersama…

            Jika  kita bergelar Students 4 tahun lagi, kita anggarkan secara Congak, “setahun saya perlu dapat 8 Juzu’, kita akan Nampak berat atau ringan?, Baik.. bagaimana andai kita melihat dari bulanan, sebulan ana hanya perlu dapat 1 Juzu’,!!..., 1 Juzu’ menyamai, 10 helai…. Tak pe… bagi memudahkan konsistansi kita, sehari setengah muka surat!!..., “Ya Allah, CUKUP RINGAN SAAT INI”, ayuh melihat semula hadith Rasulullah Jika kita Hafiz Al-Quran:
“….Allah akan memasukkan ke dalam syurga dan dia akan dapat memberi syafaat 10 orang ahli keluarganya yang semuanya adalah ahli neraka."

Masa setiap hari Allah beri sama adil bagi setiap seorang, sehari 24jam..
Bagaimana jika kita isi tilawah dan hafalan selepas Subuh dan Maghrib setiap hari…
Selepas Subuh sebagai hafalan,
Lepas Maghrib sebagai Ulangan…
Bagi menguatkan ingatan, Tasmi’ bersama kawan (diperdengarkan bacaan pada kawan kita)
Di baca ayat yang dihafal didalam solat – solat sunat..
Ajak bersama kawan lain, lagi kuat dan hidup suasana andai ada Group bersama – sama menghafal..

Ingat!!
Harta boleh dicari ganti…
Sebaliknya,
Masa tidak boleh diganti..
Masa juga tidak boleh di undur..
Waktu tidak menunggu kita…
Tetapi..
Kita masih ada waktu..
Andai saat ini berumur 20 tahun…
Ketika berUmur 24 tahun, telah bergelar “Hafiz Al-Quran”,
Allah hu akbar…., seronak bila dapat memahami ayat Allah…
Berlumba lah dalam mencari Redho Allah..
Berlumbalah dalam merebuta “Tawaran” ke Syurga..

26. Meterainya kasturi; - dan untuk (memperolehi nikmat kesenangan) itu hendaknya berlumba-lumba mereka Yang ingin merebut kelebihan dan kesenangan.
(surah Al-Mutoffifin :26)

Seruan bersama :

                Jangan anda katakan.. , “Adakah aku harus menjauhi dan meninggalkan hobiku?”, ana katakana kepada kalian, “sesungguhnya waktu menghafal ini akan menjadi waktu pendek bagi kalian.” Lantas, apakah tidak patut jika tujuan KITA yang besar ini mengharuskan KITA untuk melepaskan sebentar sahaja apa yang yang telah biasa KITA lakukan?

Ayuh berfikir :
                Bukankah ketika kalian sedang menghadapi peperiksaan, kalian hampir melupakan tidur dan makan, hingga meninggalkan semua kesenangan dan perhatian kalian, tumpu sepenuhnya untuk mengulangkaji pelajaran? Mungkin juga, kadang-kadang, kalian sampai mengorbankan malam agar kalian dapat memanfaatkan setiap minit untuk mengulangkaji pelajaran. Sehingga akhirnya, kalian berhasil lulus dan meraih keputusan yang tinggi dalam peperiksaan tersebut.

                Jika demikian, adakah Ujian itu lebih penting daripada kedudukan kalian di hadapan Allah? Adakah kalian tidak ingin mendapatkan kedudukan yang tinggi di sisi Allah?

                Adakah kalian tidak ingin menjadi salah seorang yang akan di Tanya kepadanya, “Bacalah dan naiklah(menuju tingkat – tingkat Syurga)”.. sebagaimana sabda Rasulullah dalam hadithnya :

                “(Pada hari kiamat) akan dikatakan kepada ahli Al-Quran, ‘Bacalah dan naiklah(menuju tingkat – tingkat Syurga)! Bacalah dengan Tartil, sebagaimana engkau membacanya ketika di dunia! Kerana sesungguhnya tempat kedudukan mu berada pada akhir ayat yang engkau baca”

*InsyaAllah, andai berkesempatan, post akan datang saya akan berkongsi, pengalaman  kawan - kawan/ ibu / yang telah Berjaya bergelar Hafiz/hafizah…... Walau sesibuk mana, hidup kita sentiasa belajar dari kehidupan…masa semua makhluk sama, sehari 24 jam.
hebat dan enak rasanya, bila nama yang diberikan oleh mak dan ayah, “Hafiz/Hafizah”, kena dengan harapannya, mudah – mudahan menjadi Hafiz Al-Quran.

“Mudah – mudahan, denga usaha yang sedikit, tetapi kita Ikhlas dan tekad Azam yang tinggi untuk menghafal Al-Quran, kita terus selari diberikan Taufiq, Syafaat dan Rahmat.

Wallah hua’lam..